Thursday, December 29, 2016

Terjemahan Lirik Lagu: Car Seat Headrest - Drunk Drivers/Killer Whales | abelhead

Drunk Drivers/Killer Whales
Pengemudi-pengemudi Mabuk/Paus-paus Pembunuh

In the backseat of my heart
Di kursi belakang hatiku
My love tells me I'm a mess
Pacarku bilang aku kacau
I couldn't get the car to start
Aku tidak bisa menyalakan mobil
I left my keys somewhere in the mess
Aku meninggalkan kunciku di suatu tempat

It comes and goes in plateaus
Itu datang dan pergi di dataran tinggi
One month later I'm a fucking pro
Satu bulan kelak aku sangat profesional
My parents would be proud
Orang tuaku mungkin akan bangga
Or fall asleep on the floor
Atau tertidur di lantai
Forget what happened in the morning
Melupakan apa yang terjadi pagi
There are notes in your handwriting
Ada catatan-catatan tulisan tanganmu
But you can't make it out
Tapi kau tidak bisa membacanya

We are not a proud race
Kami bukan pembalap yang bangga
It's not a race at all
Ini bukan balapan sama sekali
We're just trying
Kami hanya mencoba
I'm only trying to get home
Aku hanya mencoba untuk pulang
Drunk drivers, drunk drivers
Pengemudi mabuk, pengemudi mabuk
This is not a good thing
Ini bukan hal yang baik
I don't mean to rationalize
Aku tak bermaksud berpikir rasional
Or try and explain it away
Atau mencoba dan menjelaskannya
It's not okay
Ini tidak baik
Drunk drivers, drunk drivers
Pengemudi mabuk, pengemudi mabuk

It's too late to articulate it
Ini sudah terlambat untuk mengartikulasikannya
That empty feeling
Bahwa perasaan kosong
You share the same fate as the people you hate
Kau bagi nasib yang sama seperti orang-orang yang kau benci
You build yourself up against others' feelings
Kau buat dirimu sendiri ke perasaan orang lain
And it left you feeling empty as a car coasting downhill
Dan membiarkan perasaanmu kosong seperti mobil meluncur ke jurang
I have become such a negative person
Aku telah menjadi seorang yang negatif
It was all just an act
Itu semua hanya sebuah tindakan
It was all so easily stripped away
Itu semua sangat mudah dilepaskan

But if we learn how to live like this
Tapi jika kita belajar cara hidup seperti ini
Maybe we can learn how to start again
Mungkin kita bisa belajar untuk memulainya lagi
Like a child who's never done wrong
Seperti anak kecil yang tak pernah melakukan salah
Who hasn't taken that first step
Yang belum pernah mengambil langkah pertama

We are not a proud race
Kami bukan pembalap yang bangga
It's not a race at all
Ini bukan balapan sama sekali
We're just trying
Kami hanya mencoba
I'm only trying to get home
Aku hanya mencoba untuk pulang
Drunk drivers, drunk drivers
Pengemudi mabuk, pengemudi mabuk
Put it out of your mind
Keluarkan itu dari pikiranmu
And perish the thought
Dan matikan pikiran itu
There's no comfort in responsibility
Tidak ada kenyamanan dalam tanggung jawab
Drunk drivers, drunk drivers
Pengemudi mabuk, pengemudi mabuk

It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
Killer whales, killer whales
Paus pembunuh, paus pembunuh
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
Killer whales, killer whales
Paus pembunuh, paus pembunuh

Here's that voice in your head
Ini suara di kepalamu
Giving you shit again
Memberikanmu masalah lagi
But you know he loves you
Tapi kau tahu dia mencintaimu
And he doesn't mean to cause you pain
Dan dia tak bermaksud begitu karena kau sakit
Please listen to him
Tolong dengarkan dia
It's not too late
Itu belum terlambat
Turn off the engine
Matikan mesinnya
Get out of the car
Keluar dari mobil
And start to walk
Dan mulai berjalan kaki

Drunk drivers
Pengemudi mabuk
Drunk drivers
Pengemudi mabuk
Drunk drivers
Pengemudi mabuk
Drunk drivers
Pengemudi mabuk

It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
Killer whales, killer whales
Paus pembunuh, paus pembunuh
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
It doesn't have to be like this
Ini tak harus seperti ini
Killer whales, killer whales
Paus pembunuh, paus pembunuh


Friday, April 22, 2016

The Scarlet Woman



The Scarlet Woman

Today was tiring day for me. I work in a car washing as car cleaner, and I had a duty to clean up a dirty jeep was filled with the soil at the bottom of the car, when it was time for hours after work. I cannot complain because I didn’t want to argue with my boss.

As usual after I finished my work, I changed my work clothes with the same outfit when I went to work. I return to riding my bike to get to my apartment where I lived alone. Arriving there after I parked my bike in parking lot, and then I headed to go to my apartment was on the seventh floor out of ten floors. I rode the elevator to get there, when I reached the seventh floor I walked down in the hall to my apartment, and then I saw a pair of red shoes belong to a woman beside front of my apartment, where nobody who occupied the apartment previously.

The lights in the town lit up, it can see in the window of my apartment which signified night started coming. My stomach started to hunger and then I decided to go to a restaurant where it's not far from here for dinner. Arriving at the restaurant I was sitting at the dining table while I was choosing a food menu I saw a woman wearing black clothes and long hair shoulder length. When I was eating with my head toward to the plate, then there was a woman wearing red shoes that past me and then I remembered that was the woman who had just stayed in front of my apartment and I thought immediately turned and she was gone and then I saw a woman who was in the corner is not there anymore and it turned out she was the one who passed me was wearing red shoes. She’s my new neighbor.

My dinner was done I went to my apartment. Arriving there I walked straight into my apartment and had no visible red shoes again, I think she had inside in her apartment with her shoes. Today I’m so tired because my job. I turn on the turntable to play a LP "Chelsea Girls from Nico" to a conductor of my thinking about my new neighbor such as what she is, because I was so curious about her and maybe I wanted to know her.

Next morning I woke up from my sleep, and then I open the window, suddenly I look crowded once people were gathering under this apartment, I saw there was a traffic accident I thought. With curiosity I went straight down. On I arrived outside the apartment, I asked someone the old man "what’s happening there?" He told me there was a woman hit by a bus. I was immediately rushed there to see it, I was so surprised that she is my new neighbor yet I know her and last night I’ve seen but I can’t saw her face anyway. She was already dead by the position of her body upside down and strangely her red shoes still on her feet, I saw the red blood had flooded her body and the police began to evacuate.


Hendi Kurniawan
0411 14 061 / C

Sunday, April 17, 2016

Cerita Pendek: Merah Menyala - Hendi Kurniawan



Merah Menyala

                Hari ini sungguh hari yang lelah bagiku. Ya, setiap harinya memang kuanggap begitu. Aku bekerja di sebuah steam mobil sebagai pembersih mobil, sialnya aku kadang-kadang malah bisa disebut terlalu sering dapat tugas untuk membersihkan sebuah mobil jeep yang kotor yang di penuhi dengan tanah di bagian bawah mobil, karena di daerah tempatku bekerja banyak pengendari jeep yg suka latihan offroad, padahal waktunya seharusnya aku pulang kerja. Aku tak bisa mengeluh karena aku tidak mau beradu argumen dengan bossku.

                Seperti biasa setelah pulang kerja aku mengganti pakaian kerjaku dengan pakaian yang sama saat aku berangkat kerja. Kaos hitam polos diserasikan dengan celana jeans yg warnanya mulai memudar dan juga jaketnya. Aku pulang dengan mengendarai sepeda motor bebekku menuju ke kosanku dimana aku tinggal seorang diri karena aku tak punya kenalan sama sekali di lingkungan karena aku baru beberapa hari tinggal di situ. Sesampainya disana setelah memakirkan sepeda motor bebekku, lalu aku menuju ke kosan yang berada di lantai ke dua dari empat lantai. Aku pun menaiki tangga yg terbuat dari tembok, sesampainya di lantai ke dua aku berjalan di koridor menuju ke kamar kosanku, lalu aku lihat ada sepasang sepatu merah milik seorang perempuan tepat di depan pintu kosanku yang bersebelahan denganku dan tadinya tak ada seorang pun yang menempati kosan itu.

                Lampu-lampu kota mulai menyala menggantikan cahaya matahari menandakan malam mulai tiba secara perlahan-lahan yang terlihat kurang jelas di jendela kosanku yang buram karena aku tak bisa membersihkan kaca jendela yg bagian luarnya karena terlalu beresiko untuk jatuh kalau aku harus membersihkannya tanpa tangga. Rasa lapar mulai terasa lalu aku memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran sederhana yang tidak berada jauh dari sini untuk makan malam, karena stok makananku sudah habis dan belum sempat aku membelinya. Sesampai di restoran sederhana itu aku duduk di meja makan sambil memilih menu makanan kulihat ada seseorang perempuan memakai kaos hitam dengan celana jeans warna hitam juga dan berambut lurus panjang sebahu. Ketika aku makan kepala sambil menunduk melihat piring fokus menikmati makan malamku, lalu kulihat ada seorang yang memakai sepatu merah yang melewatiku sambil aku makan. Beberapa saat kemudian aku teringat bahwa orang itu adalah seseorang perempuan yang baru saja tinggal di depan apartemenku pikirku lalu aku langsung melihat ke luar restoran dan ternyata aku tak bisa menemukannya karena di luar lumayan ramai juga banyak orang-orang kesana kemari juga banyak kenderaan melintas. Lalu aku masuk lagi tuk menghabiskan makananku yg belum habis kemudian aku menoleh lihat wanita yang berpakaian serba hitam yang berada di pojok tapi sudah tidak ada dan ternyata dialah seseorang yang melewatiku tadi yang memakai sepatu merah itu. Dia adalah tetangga kosan baruku.

                Makan malamku sudah habis dan sudah dibayar, lalu aku balik lagi ke kosanku. Setibanya disana pun aku langsung melihat tempat perempuan itu tinggal dan sudah tidak ada sepatu merah terlihat lagi di depan pintu kosannya, aku pikir perempuan itu sudah membawa sepatu merahnya masuk ke dalam bersama dirinya. Aku masuk ke dalam kamar kosanku kunyalakan kriketku lalu aku merokok, kunyalakan tape radioku dan aku memilih memutar kaset musik “Chelsea Girls dari Nico” daripada mendengarkan radio berita hari ini. Ingin sekali aku menikmati waktu malamku dengan tenang seperti beberapa hari kemarin tanpa memikirkan sesuatu namun hari ini malam ini pikiranku malah menuju ke tetangga perempuan baruku seperti apa dia, karena aku belum melihat rupa wajahnya juga yg memancarkan aura kesepian seperti diriku pikirku karena aku begitu penasaran dengan dirinya dan mungkin aku ingin mengenalnya.

                Cahaya mentari yg belum hangat-hangat amat menyinari wajahku yg telah membantu mebangunkanku dari tidur, karena aku kelupaan tidak menutup tirai jendela. Aku mendengar ramai sekali orang-orang ngobrol di luar seperti di pasar kemudian aku keluar dari kosanku untuk melihatnya "Ada apaan ya pagi-pagi rame begini" pikirku. Lalu aku keluar dari kosanku dalam keadaan yg masih agak mengantuk karena belum cuci muka juga. Aku melihat dari luar kosanku ada sebuah kecelakaan lalu lintas pikirku. Dengan rasa penasaran aku langsung ke bawah dengan sisa rasa kantuk yang masih nempel. Setibanya aku di halaman luar kosan, aku menanyakan kepada seseorang lelaki tua “Maaf, Pak ada apa emangnya?”, dia bilang; "Ada seorang perempuan tertabrak oleh bus". Aku pun langsung bergegas ke sana untuk melihat kejadian itu, aku begitu kaget ternyata perempuan itu adalah tetangga baruku yang belum aku kenal, belum tau namanya juga sama sekali ditambah lagi belum kulihat wajahnya seperti apa rupa wajahnya. Kulihat dia sudah dalam keadaan mati dengan posisi tubuhnya terbalik dan anehnya sepatu merahnya masih menempel di kakinya. Merah darahnya kulihat sudah mulai mengalir melebar di sekitar tubuhnya dari kepalanya. Lalu para polisi yg sudah berada di sana sedang mengevakuasinya dan sudah ada tim medis juga.

Ditulis/dikarang oleh Hendi Kurniawan

Monday, April 4, 2016

Review tentang album Wire: Red Barked Tree (2011)

Red Barked Tree (2011)



Red Barked Tree adalah album ke dua belas dari Wire, yang berisi sebelas lagu dan berdurasi 40 menit.

Daftar lagu:
01. Please Take
02. Now Was
03. Adapt
04. Two Minutes
05. Clay
06. Bad Worn Thing
07. Moreover
08. A Flat Tent
09. Smash
10. Down to This
11. Red Barked Trees

Album ini memiliki karakter yang sangat berbeda dari album sebelumnya dan sesudahnya, walaupun tidak se the best tiga album pertamanya, jika kalian penyuka Alternative Rock album ini pantas kalian dengarkan, namun tetap dengan gaya Post-Punk nya Wire.
Experemintal Rock & Art Punk nya juga masih bisa didengarkan dalam lagu "Two Minutes", "Moreover", & "Smash". Electronic Rock/Dance bisa didengarkan di track ke enam "Bad Worn Thing", dan ternyata ada Shoegaze nya juga di lagu "Adapt" ini adalah sesuatu yang baru dari Wire di album ini.
Elemen-elemen musik such as Thrash, Art Pop, Power Pop, Psychedelic, dan juga Acoustic Gitar dimasukan ke dalam album ini.

Segini aja dulu dah reviewnya, nanti di terusin lagi padahal masih banyak lagi yang saya pengen ditulis disini, review tentang lirik-liriknya juga belum. :D

Writen by Hendi Kurniawan

References:
- http://www.pinkflag.com/read/discography/red-barked-tree.php
- https://en.wikipedia.org/wiki/Red_Barked_Tree