Sunday, April 17, 2016

Cerita Pendek: Merah Menyala - Hendi Kurniawan



Merah Menyala

                Hari ini sungguh hari yang lelah bagiku. Ya, setiap harinya memang kuanggap begitu. Aku bekerja di sebuah steam mobil sebagai pembersih mobil, sialnya aku kadang-kadang malah bisa disebut terlalu sering dapat tugas untuk membersihkan sebuah mobil jeep yang kotor yang di penuhi dengan tanah di bagian bawah mobil, karena di daerah tempatku bekerja banyak pengendari jeep yg suka latihan offroad, padahal waktunya seharusnya aku pulang kerja. Aku tak bisa mengeluh karena aku tidak mau beradu argumen dengan bossku.

                Seperti biasa setelah pulang kerja aku mengganti pakaian kerjaku dengan pakaian yang sama saat aku berangkat kerja. Kaos hitam polos diserasikan dengan celana jeans yg warnanya mulai memudar dan juga jaketnya. Aku pulang dengan mengendarai sepeda motor bebekku menuju ke kosanku dimana aku tinggal seorang diri karena aku tak punya kenalan sama sekali di lingkungan karena aku baru beberapa hari tinggal di situ. Sesampainya disana setelah memakirkan sepeda motor bebekku, lalu aku menuju ke kosan yang berada di lantai ke dua dari empat lantai. Aku pun menaiki tangga yg terbuat dari tembok, sesampainya di lantai ke dua aku berjalan di koridor menuju ke kamar kosanku, lalu aku lihat ada sepasang sepatu merah milik seorang perempuan tepat di depan pintu kosanku yang bersebelahan denganku dan tadinya tak ada seorang pun yang menempati kosan itu.

                Lampu-lampu kota mulai menyala menggantikan cahaya matahari menandakan malam mulai tiba secara perlahan-lahan yang terlihat kurang jelas di jendela kosanku yang buram karena aku tak bisa membersihkan kaca jendela yg bagian luarnya karena terlalu beresiko untuk jatuh kalau aku harus membersihkannya tanpa tangga. Rasa lapar mulai terasa lalu aku memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran sederhana yang tidak berada jauh dari sini untuk makan malam, karena stok makananku sudah habis dan belum sempat aku membelinya. Sesampai di restoran sederhana itu aku duduk di meja makan sambil memilih menu makanan kulihat ada seseorang perempuan memakai kaos hitam dengan celana jeans warna hitam juga dan berambut lurus panjang sebahu. Ketika aku makan kepala sambil menunduk melihat piring fokus menikmati makan malamku, lalu kulihat ada seorang yang memakai sepatu merah yang melewatiku sambil aku makan. Beberapa saat kemudian aku teringat bahwa orang itu adalah seseorang perempuan yang baru saja tinggal di depan apartemenku pikirku lalu aku langsung melihat ke luar restoran dan ternyata aku tak bisa menemukannya karena di luar lumayan ramai juga banyak orang-orang kesana kemari juga banyak kenderaan melintas. Lalu aku masuk lagi tuk menghabiskan makananku yg belum habis kemudian aku menoleh lihat wanita yang berpakaian serba hitam yang berada di pojok tapi sudah tidak ada dan ternyata dialah seseorang yang melewatiku tadi yang memakai sepatu merah itu. Dia adalah tetangga kosan baruku.

                Makan malamku sudah habis dan sudah dibayar, lalu aku balik lagi ke kosanku. Setibanya disana pun aku langsung melihat tempat perempuan itu tinggal dan sudah tidak ada sepatu merah terlihat lagi di depan pintu kosannya, aku pikir perempuan itu sudah membawa sepatu merahnya masuk ke dalam bersama dirinya. Aku masuk ke dalam kamar kosanku kunyalakan kriketku lalu aku merokok, kunyalakan tape radioku dan aku memilih memutar kaset musik “Chelsea Girls dari Nico” daripada mendengarkan radio berita hari ini. Ingin sekali aku menikmati waktu malamku dengan tenang seperti beberapa hari kemarin tanpa memikirkan sesuatu namun hari ini malam ini pikiranku malah menuju ke tetangga perempuan baruku seperti apa dia, karena aku belum melihat rupa wajahnya juga yg memancarkan aura kesepian seperti diriku pikirku karena aku begitu penasaran dengan dirinya dan mungkin aku ingin mengenalnya.

                Cahaya mentari yg belum hangat-hangat amat menyinari wajahku yg telah membantu mebangunkanku dari tidur, karena aku kelupaan tidak menutup tirai jendela. Aku mendengar ramai sekali orang-orang ngobrol di luar seperti di pasar kemudian aku keluar dari kosanku untuk melihatnya "Ada apaan ya pagi-pagi rame begini" pikirku. Lalu aku keluar dari kosanku dalam keadaan yg masih agak mengantuk karena belum cuci muka juga. Aku melihat dari luar kosanku ada sebuah kecelakaan lalu lintas pikirku. Dengan rasa penasaran aku langsung ke bawah dengan sisa rasa kantuk yang masih nempel. Setibanya aku di halaman luar kosan, aku menanyakan kepada seseorang lelaki tua “Maaf, Pak ada apa emangnya?”, dia bilang; "Ada seorang perempuan tertabrak oleh bus". Aku pun langsung bergegas ke sana untuk melihat kejadian itu, aku begitu kaget ternyata perempuan itu adalah tetangga baruku yang belum aku kenal, belum tau namanya juga sama sekali ditambah lagi belum kulihat wajahnya seperti apa rupa wajahnya. Kulihat dia sudah dalam keadaan mati dengan posisi tubuhnya terbalik dan anehnya sepatu merahnya masih menempel di kakinya. Merah darahnya kulihat sudah mulai mengalir melebar di sekitar tubuhnya dari kepalanya. Lalu para polisi yg sudah berada di sana sedang mengevakuasinya dan sudah ada tim medis juga.

Ditulis/dikarang oleh Hendi Kurniawan

No comments:

Post a Comment